Senin, 18 Oktober 2010

Justin Biebier

Justin Bieber Palsu

Justin Bieber Palsu - Penyanyi pop remaja sensasional AS, Justin Bieber, jadi korban keganasan dunia maya. Justin telah diberitakan memalsukan identitas aslinya yaitu seorang pria phedofilia berusia 51 tahun yng tengah menyamar sebagai bocah 16 tahun yaitu diriny sekarang Justin bieber.



Berita yng menggemparkan itu diberitakan oleh Onion News Network (ONN) yng memang gemar memberitakan berita palsu atau hoax alias berita bohong yng biasa disebarkan lewat internet. Kabar tersebut kemudian beredar luas melalui sejumlah situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Penggemar Bieber di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sontak tidak terima dengan kabar palsu ini.

Berita yng di beritakan dari Onion, bahwa pria tua tersebut bernama asli Michael Cote. Ia menyamaran menjadi Justin Bieber selama bertahun-tahun dengan menggunakan sebuah wig dan topeng karet. Semua hal mengenai Justin Bieber palsu tersebut diungkapkan Onion atas kecurigaan mereka terhadap salah satu artikel TMZ di mana wajah Justin terlihat mengelupas saat sedang bernyanyi di atas panggung.

Bahkan, berita itu juga menampilkan jumpa pers dari aparat kepolisian setempat. Pejabat tersebut menyampaikan kalimat terkait pelecehan seksual terhadap anak-anak. Tanpa menyebutkan nama Justin Bieber, pejabat polisi itu menjelaskan kasusnya dengan sangat meyakinkan. Tentu saja, jumpa pers itu juga hoax.

Pembuat berita hoax itu terkesan sangat profesional karena juga menampilkan kesaksian seorang anak perempuan yng disebut sebagai korban Justin Bieber palsu. Ia menyebutkan bagaimana pria tua yang berkedok Justin Bieber itu menggerayangi tubuhnya. Bukan hanya itu saja, ibunda Justin yang dikenal sekarang diungkapkan Onion adalah seorang sahabat Cote duluny. Wanita itu adalah seorang pecandu heroin yng tinggal di Kanada.

Wah kasian sekali mamany Justin di bilang pecandu heroin xixixi...Buat penggemar Justin jangn percaya dengan berita palsu ini karena hanya hoax belaka. Hidup Justin...(Emang Justin idup heee)

Sabtu, 09 Oktober 2010

Seorang Pahlawan Yang Tak Di Kenal

Terik mentari kian menyengat, tubuh renta itu terus berjalan. Tak hiraukan beribu peluh yang membanjiri seluruh tubuhnya yang renta. Tak hiraukan kerikil tajam yang mengoyak kakinya yang telanjang. Tak hiraukan lapar dahaga yang kian menyiksanya. Kulitnya yang menghitam terkena sengatan mentari yang kian menggila. Lelaki tua itu terus saja berjalan, sesekali dia membungkuk memungut sesuatu dan kemudian memasukkan ke dalam karung yang ada di gendongannya. Lelaki tua itu berhenti, tampaknya dia sangat letih, dia duduk di trotoar jalan. Lalu lalang orang berjalan di depannya, kehidupan kota mulai berdenyut. Wajahnya yang kusut dan kosong, pakaiannya compang-camping, kerutan tampat jelas di bawah kelopak matanya.

Lelaki tua itu bangkit dari duduknya, dia memungut sesuatu, ya sebatang rokok, kemudian dia kembali ke tempat duduknya semula, dia meraba-raba saku bajunya. Dia mengambil korek api dan menyalakan rokok yang baru di pungutnya. Tangannya bergetar dan rokoknya terjatuh, dia pungut kembali dan menghisapnya dalam-dalam, sangat menikmati sekali. Diputarnya rokok yang tinggal separo itu, ah.. rokok itu terjatuh lagi, dan dia kembali memungutnya dan tangannya memegangi perutnya. Lelaki tua itu tampak sekali kalau sedang menahan rasa sakit. Tubuhnya tampak menggigil, bergetar. Tak ada orang yang menghiraukannya. Ada anak-anak kecil tampak lewat di depannya. Anak-anak itu malah mengejeknya “orang gila, orang gila”

Sungguh tidak sopan! kali ini rokoknya kembali terjatuh, dan kali ini sudah tak terselamatkan lagi, dia kelihatan sangat kecewa. Wajah rentanya nampak memelas. Aku yang dari tadi memperhatikannya tak tega melihatnya. Tubuhnya terus saja gemetaran.

Aku pesan sebungkus nasi dan minuman hangat, aku lari menghampirinya. Aku sodorkan sebungkus nasi itu padanya. Tanpa ada kata-kata lelaki tua itu langsung meraih sebungkus nasi yang aku sodorkan. Dia makan begitu lahap, ternyata benar dia sangat kelaparan. Dalam waktu sekejap nasi itu sudah habis dilahapnya. Setelah selesai dia berterima kasih padaku. Dia bercerita kalau sudah dua hari belum makan. Dia bercerita banyak tentang dirinya padaku. Ternyata dia juga tidak punya tempat tinggal. Lelaki tua itu mengais sampah di jalan hanya demi sesuap nasi. Mengumpulkan benda apa saja demi uang yang besarnya hanya ribuan.
Aku jadi ingat uang ratusan juta yang untuk menyuap jaksa. Bagaiamana kalau uang itu di gunakan untuk menolong mereka. Sungguh tidak adil. Masih banyak di negri ini yang nasibnya sama dengan lelaki tua itu.
Lelaki tua itu bercerita padaku tentang zaman dulu, zaman saat masih perang. Bahkan dia juga ikut berperang. Oh rupanya lelaki tua ini seorang pahlawan juga. Tapi tak ada orang yang tau, bahkan banyak yang menganggapnya gila. Dia begitu bersemangat bercerita . Cerita tentang betapa gagahnya dia saat melawan jepang.


Sejarah Ibu R.A Kartini

                   Sejarah Ibu Kartini

Sejarah Ibu Kartini
Ibu Kartini, Putera Bupati Jepara, R.M. Adipati Ario Sosronigrat, cucu Bupati Demak Pangeran Ario Tjondronagoro. Beliau adalah seorang Bupati yang telah berfikir maju, dan telah memberikan pendidikan barat kepada putera-puteranya dengan mendatangkan seorang guru dari negeri Belanda.
Penduduk Jawa dan Madura pada saat itu masih sangat sedikit yang berpendidikan, ternyata pada tahun 1902 hanya terdapat orang Bupati yang pandai menulis dan berbahasa Belanda, mereka itu adalah :
1.      Bupati Serang : P.A.A. Ahmad Djajadiningrat
2.      Bupati Ngawi : R.M.T. Kusumo Utojo.
3.      Bupati Demak : P.A. Adinigrat, Paman Ibu Kartini
4.      Bupati Jepara : R.M.A.A. Sosroningrat, Ajah ibu Kartini
Ibu Kartini dilahrikan pada tanggal 21 April 1879, di Majong Kabupaten Jepara. Beliau Putera kelima dari 11 orang bersaudara yang urut-urutannya sebagai berikut :
1.      R.M. Sosroningrat
2.      P.A. Sosrobusono, Bupati Ngawi
3.      R.A. Sosroaditjokro
4.      R.M. Sosrokartono – Drs –
5.      R.A. Kartini
6.      R.A. Rukmini
7.      R.A. Kardijah, Isteri Bupati Tegal
8.      R.A. Kartinah
9.      R.A. Sosromuljono
10.  R.M. Sumantri Sosrohadikusumo
11.  R.M. Sosrorawito

Sebagaimana saudara-saudarnya yang lain Ibu Kartini dimasukkan sekolah Europose Lagere School – sekolah untuk orang-orang Belanda dan orang-orang jawa yang terkemuka / kalangan atas.
Beliau bersekolah sampai berusia 12 tahun, dan kemudian keluar karena harus menjalani masa pingitan, yang telah mendaji tradisi, adat istiadat dikalangan tertentu bahwa seorang gadis pada saat datangnya masa kedewasaan / remaja tidak diperkenankan keluar rumah, dalam masa yang telah ditentukan.
Selama dalam pingitan beliau tidak banyak bergaul, karena pada saat itu hubungan kekeluargaan masih sangat terikat dengan adat-istiadat lam – sangat kaku. Maka satu-satunya tempat sebagai pelarian kesepian hatinya dan sebagai kawan yang setia adalah buku.
Buku, buku, membaca, demikian hampir seluruh kerja Ibu Kartini, tentunya disamping tugas-tugas keluarga. Buku demi buku dibacanya. Meskipun mengerti,faham akan isinya atau tidak, beliau ingin terus membacanya. Sekali belum faham diulanginya lagi, kedua belum faham, dibaca yang ketiga kalinya.
Setelah berusia 16 tahun beliau dibebaskan dari pingitan. Bersamaan dengan itu pula kakak perempuannya – yang tidak sefaham hatinya dengan Ibu Kartini – menikah, sehingga dengan demikian Ibu Kartini menjadi saudara perempuan yang tertua. Dan mulai pada waktu itulah beliau mengadakan bebrepa perubahan dalam adat-istiadat pergaulannya dengan adik-adiknya perempuan-tiga bersaudara : Kartini, Rukmini dan Kardinah. Pergaulan menjadi tidak kaku lagi, adik-adiknya tidak perlu bersembah-berjngkok dan sebagainya.
Ibu Kartini dengan cita-citanya memang tidak berdiri sendiri, atau dengan perkataan lain benih kebangkitan dan kemajuan yang berada dalam jiwanya tidak mungkin tumbuh dengan subur tanpa pemerliharaan dan siraman yang seksama.
Disamping buku-buku yang menjadi salah satu unsur penyebab suburnya benih cita-citanya Ibu Kartini, maka kenalan-kenalannya (sahabat-sahabatnya), yang semua orang-orang Eropa banyak pula memberikan dorongan dan bimbingan ibarat anjang-anjang bagi tanaman cita-cita Ibu Kartini.
Teman-teman Ibu Kartini:
1.      Nyonya Cvink Nestenenk , seorang janda ipar Asisten Reseden Jepara, yang memberi pelajaran menggambar kepada Ibu Kartini bersaudara.
2.      Nyonya Cvink Soer, Isteri Asisten residen Jepara. Karena tidak mempunyai anak maka sangat erat hubungannya dengan Ibu Kartini, bagaikan ibunya sendiri.
3.      Nona Estella Zeehandelaar – Stela – , seorang gadis yang berlairan Sosialis. Perkenalannya dengan perantauan majjalah “De Hollanse Lelie”.
4.      Mr. J.H. Abendanon, Direktur pada departemen Pengajaran (O & E), beliau banyak berusaha untuk kemajuan pendidikan anak gadis.
5.      Nyonya Abendanon, Isteri Mr. Abendanon
6.      Nona Annie Glaser, seorang Guru yang didatangkan di Jepara atas usaha Mr. Abendanon, yang membantu Ibu Kartini dalam mempersiapkan diri mengambil Hulpakte di Jakarta.
7.      Ir. Van Kol, seorang tokoh sosialis belanda, anggota Twede kamer.
8.      Nyonya Nellie van Kol, isteri Ir. Van kol
9.      Edie Abendone, putera Mr. Abendanon.
10.  Prof. Dr. G.K. Anton dan Nyonya, di Jena (Jerman), pernah mengunjungi tanah jawa dan singgah di Jepara.
11.  Dr. N. Andriani, ahli bahasa yag dikirimkan oleh Bijbel – genootschap kedaerah Posso, Sulteng, dan masih terdapat beberapa kenalan lagi.

Dalam mengejar cita-citanya Ibu Kartini banyak mendapat hambatan dari keluarganya, terutama dari kakaknya yang sulung, yang sangat menentangnya, sehingga sering kali timbul perselisihan. Adapun ajahnya dalam keadaan bimbang, beliau sangat mencintai puterinya dan memahami akan kebenaran cita-citanya, akan tetapi beliau masih merasa sangat khawatir akan pandangan bangsanya yang masih kolot. Hanya kakaknya Kartono yang dengan terang-terangan mendukung cita-cita Ibu Kartini. Beliau melanjutkan pelajarannya di Semarang. Dan dari beliaulah Ibu Kartini banyak memperoleh buku-buku yang berharga.
Pada tahun 1902 adiknya Rukmini telah mendahului menikah, yang kemudian mengikuti suaminya. Dengan demikian pecahlah tiga bersaudara, Kartini, Rukmini, Kardinah, dan kesepian hati mereka diutamakan pula dalam beberapa surat-surat beliau yang secit-citanya.
Kemudian datanglah pinangan dari Bupati Rembang, Raden Adipati Djojo Adiningrat (yang sebelumnya memang sudah dikenal oleh keluarga Ibu Kartini), dan dengan ikhlas Ibu Kartini menerima pinangan itu, setelah terlebih dahulu menyerahkan kembali bea-siswa yang telah disediakan oleh Pemerintah.
Pada tanggal 8 Nopember 1903 berlangsunglah pernikahan Ibu Kartini dan seterusnya mengikuti suaminya ke Rembang, dan sejak itulah Ibu Kartini hidup berdampingan dengan suaminya dan melaksanakan sebagaian dari cita-citanya menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak perempuan.
Pada tanggal 13 September 1904 lahirlah putera yang pertama, dan empat hari kemudian 17 September 1904 Ibu Kartini telah dipanggil oleh Tuhan menghadap kehadiratnya, setelah bergulat dengan cita-citanya selama 12 tahun.
Bahagialah, bagi segenap Pemuka, perintism dan pembuka jalan kearah kemajuan dan keluhuran bangsa dan tanah airnya.
Bahagialah, mereka disisi Tuhan menyaksikan hasil harapan dan cita-citanya.

Kumpulan Puisi Untuk Guru Tercinta

                             Cinta Guru
Setiap masuk kelas Ia bawa hal baru
Hingga murid slalu menunggu-nunggu
Tak pernah datang terlambat
Aturan waktunya sungguh akurat
Pelajaranpun penuh dengan variasi
Dengan beragam macam aksi
Teriakan, tepuk tangan dan tawa
Yel-yel dan nyanyian bergema
Memberi semangat pada semua
Memberi dorongan untuk mencoba
Dengannya kelas jadi bernyawa
Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda



                 SEKUNTUM BUNGA UNTUK GURU-GURU TERCINTA Allah ciptakan matahari,
yang tak pernah bosan bersinar,
seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami,
wahai guruku......

Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu

Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya.

Allah ciptakan bunga yang begitu harum,
seperti halnya engkau bu guru yang telah memberikan keharuman pada hari-hari kami,
selama kami bermain dan belajar disekolah.



                                           Indonesia Di ujung Belati

Ada berita di koran pagi
Kumpulan manusia berhati baja
Mengokang senjata,acungkan belati
Yang terjadi….
Darah basahi tanah gersang
Ketakutan menghujam ulu hati
Ada cerita di televisi
Orang - orang mencuri kedamaian
Melepas marah di jalanan
Yang tercipta…
Nyanyian huru - hara tak bernada
Rintihan jiwa - jiwa  kehilangan harapan
” KERANDA”
Seorang lelaki mati sia-sia
Dadanya basah memerah, ditikam belati
Di sisinya, wajah - wajah tak berupa
Dingin Menantang langit, mengajaknya berkelahi
Seorang lelaki kehilangan nyawa
Sebutir peluru,menghujam jantungnya yang beku
Di depannya jiwa - jiwa tak berakal
Membatu mengepal tangan
Sesaat.. mereka jemput lawannya dengan kematian
” SANG PENYAKSI”
Pagi bergegas menjemput hari
Disaksikan lelahnya mentari
Dia memaksa embun membasuh darah
Pada  jiwa - jiwa tak bernyawa
Pagi lelah menyambut siang
Dalam napas tersengal
Dia menatap orang - orang saling berkelahi
Lagi - lagi…… dia menyaksikan kematian sia - sia
Pagi berharap malam segera datang
Diundangnya gelap, tuk redakan amarah
Dalam do’anya, dia meminta
Keajaiban akan datang esok hari
” Indonesia Di Ujung Belati”
Inilah cerita tentang Indonesia
Dulu, atas nama harga diri
Mereka rela mati,berkalungkan do’a
Kini, atas nama angkara
Ada yang mati sia - sia
Inilah cerita tentang Indonesia
Dulu,senjata teramat  sederhana
Mampu mengusir para perebut negeri
Kini, senjata berbahaya
Dipakai melukai sesama
Indonesiaku dulu indah hingga ke mimpi
Indonesiaku kini, di ujung belati

Jumat, 08 Oktober 2010

      PAHIT MANIS KEHIDUPAN

Mungkin Tuhan sengaja mahu kita berjumpa dgn orang yg salah sebelum menemui insan yg betul supaya apabila kita akhirnya menemui insan yg betul, kita akan tahu bagaimana utk bersyukur dgn pemberian dan hikmah disebalik pemberian tersebut.

Apabila salah satu pintu kebahagiaan tertutup, yg lain akan terbuka tapi selalunya kita akan memandang pintu yg telah tertutup itu terlalu lama hinggakan kita tidak nampak pintu lain yg telah pun terbuka untuk kita.


Teman yg paling baik ialah seseorang yang kita boleh duduk bersama di dalam buaian dan berbuai bersama tanpa berkata apa-apa pun dan kemudian berjalan pulang dgn perasaan bahawa itulah perbualan yang paling hebat yg pernah kita rasai.

 Crazy Memang benar yang kita tidak akan tahu apa yg kita punyai sehinggalah kita kehilangannya dan juga benar bahawa kita tidak akan tahu apa yg kita rindukan sehinggalah "Ianya" hadir.
Ia cuma mengambil masa seminit untuk jatuh hati pada seseorang, satu jam utuk menyukai seseorang, satu hari untuk menyintai seseorang tetapi ia mengambil masa sepanjang hidup untuk melupakan seseorang.


Jangan pandang kepada kecantikan kerana ianya akan lapuk ditelan usia, jangan kejar kemewahan kerana ianya akan susut ditelan masa. Apa yang kekal hanyalah kecantikan hati seseorang... .

Carilah seseorang yang bisa membuatkan kamu tersenyum kerana ia cuma memerlukan sekuntum senyuman untuk mencerahkan hari yg suram. Akan tiba satu ketika didalam kehidupan apabila kamu teramat rindukan seseorang sehingga kamu ingin menggapainya dari mimpi dan memeluknya dengan sebenar.

Mimpilah apa yang kamu inginkan, pergilah ke mana-mana yg kamu ingin tujui dan jadilah apa yg kamu inginkan kerana kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu peluang untuk melakukan semua perkara yang ingin kamu lakukan.



Semoga kamu memiliki kebahagiaan yg cukup untuk membuatkan diri kamu menarik, percubaan yg cukup utk membuatkan kamu kuat, kesedihan yg cukup utk memastikan kamu adalah seorang insan dan harapan yg cukup utk membuatkan kamu bahagia... .

Kebahagiaan seseorang manusia tidak semestinya dalam memiliki segala yg terbaik. Mereka hanya membuat yg terbaik dalam hampir apa saja yg datang didalam hidup mereka. Kebahagiaan terletak kepada mereka yg menangis, mereka yg terluka, mereka yang telah mencari dan mereka yg telah mencuba, hanya mereka yg boleh menghargai kepentingan manusia yg telah menyentuh hidup mereka.
 

Cinta bermula dgn senyuman, mekar dgn ciuman dan berakhir dgn tangisan... ..


Masa depan yg cerah sentiasa berteraskan kehidupan yg lalu yg telah dilupakan, kamu tidak boleh meneruskan kehidupan dengan sempurna sehingga kamu melupakan kegagalan dan kekecewaan masa silam

" Cinta takkan datang kalau tidak dicari"

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.
Perkara yang paling kejam dalam hidup adalah kamu membuatkan seseorang menyintai dirimu sepenuh hati dan sanggup menyerahkan segala-galanya demi sebuah cinta yang suci, sedangkan kamu hanya sekadar menuturkan kata-kata cinta di bibir sahaja... meskipun lidahnya melontarkan kata-kata kemaafan, namun hatinya tidak akan memaafkan kamu sampai bila-bila lantaran hatinya yang penuh dengan kelukaan yang amat memedihkan... 
Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya. Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Hawa diciptakan dari rusuk Adam, bukan dari kepala untuk dijunjung, bukan dari kaki untuk dijadikan alas, melainkan dari sisinya untuk dijadikan teman hidup, dekat dihati untuk dicintai...

Kadang-kadang ALLAH hilangkan sekejap matahari kemudian dia datangkan pula guruh dan kilat. Puas kita mencari di mana matahari, rupa-rupanya ALLAH nak hadiahkan kita pelangi yang indah ...
Belajarlah bersyukur dengan jodoh anugerah tuhan.. usah mendambakan teman secantik balqis, andai dirimu tidak seindah sulaiman.. mengapa diharapkan teman setampan yusof, andai dirimu tidak setulus zulaikha... tak perlu mencari seistimewa khadijah, andai dirimu tidak sesempurna Rasulullah SAW...
Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu, janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja…. Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup... Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang, setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya, janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja… Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu, dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatimu...
Janganlah kamu mengganggu hidup seseorang dengan mencuri hatinya andainya kamu tidak ikhlas menyintainya... kelak kamu akan berlaku kejam dengan meninggalkannya dan membiarkan hatinya terluka dan hidupnya menderita...
Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang, lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihmu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan.
Wahai sahabatku yang menderita kerana cinta, usahlah ditangisi kekasihmu yang telah pergi, hayunlah langkahmu ke mana sahaja yang kamu ingini demi mengubati hatimu yang luka, moga-moga kamu akan bertemu seseorang yang dapat mengisi hatimu, kelak pasti terubat jua dan hidupmu kembali ceria...

Kemerdekaan adalah Pengorbanan

bendera indonesia
Pernahkah disaat kita memperingatai hari Kemerdekaan kita merenung sejenak?. Kalau pernah apa yang kita peroleh?  Sungguh jika kita mau merenung mengingat apa yang sudah kita pelajari dalam sejarah kemerdekaan pastilah air mata kan menetes kecuali orang yang tidak sadar kalau dia adalah bangsa Indonesia.Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini bukannya didapat dengan mudah, melainkan dengan cucuran darah dan pengorbanan jiwa-raga para pejuang bangsa. Mereka berjuang dengan darah dan nyawa menjadi taruhannya demi kemerdekaan negeri ini.
Masihkah kita ingat dengan :arrow: Pangeran Diponegoro dengan Keberaniannya, :arrow: Jenderal Sudirman yang dalam keadaan sakit dia di tandu tetap memimpin perang, :arrow: Bung Tomo yang mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo, dan tentu masih banyak sekali yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu disini. Merekalah Pejuang kita, merekalah teladan kita, merekalah pahawan kita. Entah berapa banyak nyawa yang melayang demi meraih Kemerdekaan negeri kita tercinta. Entah berapa banyak kesuma bangsa
perang melawan penjajah
Dengan perjuangan mereka–para pahlawan yang telah mempertaruhkan jiwa dan raganya-dari generasi ke generasi maka akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 :arrow: Ir. Sukarno dan :arrow: Drs. Moh. Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Kalau kita melihat sejarah sunguh sangat berani keputusan yang di ambil oleh kedua tokoh ini yang didukung oleh rakyat Indonesia, yaitu merdeka dengan berani menanggung segala konsekuensinya.


Dengan mengingat perjuangan mereka sudah sepantasnya kita melanjutkan perjuangan mereka yaitu dengan membangun negara tercinta ini. Kita harus bangga terhadap negara kita ini. Karena tanpa Kebanggaan dalam hati kita tak mungkin bisa membangun negara ini. Dengan Semangat Kemerdekaan yang sudah ke 64 tahun dan juga dengan semangat kebanggaan kita terhadap bangsa ini marilah kita mulai berbuat untuk kemajuan negeri ini. Kemerdekaan ini tak mungkin diperoleh tanpa pengorbanan.
Kemerdekaan ini juga harus kita renungkan, apakah yang sudah kita perbuat untuk negeri ini?, sudahkah kita menjadi manusia yang berguna bagi bangsa ini?, apa yang sudah kita korbankan untuk negeri ini?. Itulah pertanyaa- pertanyaan yang harus ada di setiap hati insan indonesia.
Dan tidak lupa terimakasih kepada pahlawan-pahlawan bangsa yang telah mengorbankan seluruhnya demi Kemerdekaan negara ini, begitu juga dengan pemimpin-pemimpin bangsa yang mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk kemajuan negeri ini. Semoga pemimpin yang akan datang ini lebih membawa kemajuan utnuk bangsa yang besar ini.daftar presiden RI Artikel ini saya tulis untuk memperiangati ulang tahun Kemerdekaan negeri tercinta ini yang ke 64 disamping itu artikel ini juga untuk lomba blog dijaminmurah.com yang diadakan oleh dijaminmurah.com,untuk mengikutinya silahkan klikdisini lomba.dijaminmurah.com
Disamping itu perlu kita ketahui bahwa dalam era globalisasi yang hampir setiap orang tau dan mengenal apa itu internet  dijaminmurah.com telah memberikan pelayanan hosting yang sangat bagus dengan harga yang terjangkau, tidak usah lama-lama silahkan kunjungi dan wujudkan keinginan teman-teman… :lol:
64 tahun merdeka
yang berguguran demi mempertahankan kemerdekaan negeri kita ini


Kamis, 07 Oktober 2010

Misteri Sejarah Bendera Merah Putih

     Bila kita melihat deretan bendera yang dikibarkan dari berpuluh-puluh bangsa di atas tiang, maka terlintas di hati kita bahwa masing-masing warna atau gambar yang terdapat di dalamnya mengandung arti, nilai, dan kepribadian sendiri-sendiri, sesuai dengan riwayat bangsa masing-masing.

Demikian pula dengan bendera merah putih bagi Bangsa Indonesia. Warna merah dan putih mempunyai arti yang sangat dalam, sebab kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dengan cuma–cuma, melainkan melalui proses sejarah yang begitu panjang dalam perkembangan Bangsa Indonesia.
1. Menurut sejarah, Bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah Semenanjung dan Philipina. Pada zaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Zaman itu disebut juga zaman Aditya Candra. Aditya berarti matahari dan Candra berarti bulan. Penghormatan dan pemujaan tidak saja di kawasan Nusantara, namun juga di seluruh Kepulauan Austronesia, di Samudra Hindia, dan Pasifik.
Sekitar 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan kedua, yaitu masuknya orang Indonesia kuno dari Asia Tenggara dan kemudian berbaur dengan pendatang yang terlebih dahulu masuk ke Nusantara. Perpaduan dan pembauran inilah yang kemudian melahirkan turunan yang sekarang kita kenal sebagai Bangsa Indonesia.
Pada Zaman itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau zat kesaktian bagi setiap makhluk hidup yaitu getah-getih. Getah-getih yang menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan putih. Getah tumbuh-tumbuhan berwarna putih dan getih (dalam Bahasa Jawa/Sunda) berarti darah berwarna merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan. Demikian kepercayaan yang terdapat di Kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara.
2. Pada permulaan masehi selama 2 abad, rakyat di Kepulauan Nusantara mempunyai kepandaian membuat ukiran dan pahatan dari kayu, batu, dan lainnya, yang kemudian ditambah dengan kepandaian mendapat pengaruh dari kebudayaan Dong Song dalam membuat alat-alat dari logam terutama dari perunggu dan besi. Salah satu hasil yang terkenal ialah pembuatan gendering besar dari perunggu yang disebut nekara dan tersebar hampir di seluruh Nusantara. Di Pulau Bali gendering ini disebut Nekara Bulan Pajeng yang disimpan dalam pura. Pada nekara tersebut diantaranya terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan umbul-umbul dari bulu burung. Demikian juga di Gunung Kidul sebelah selatan Yogyakarta terdapat kuburan berupa waruga dengan lukisan bendera merah putih berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki Gunung Dompu.
Sejak kapan bangsa-bangsa di dunia mulai memakai bendera sebagai identitas bangsanya? Berdasarkan catatan sejarah dapat dikemukakan bahwa awal mula orang menggunakan bendera dimulai dengan memakai lencana atau emblem, kemudian berkembang menjadi tanda untuk kelompok atau satuan dalam bentuk kulit atau kain yang dapat berkibar dan mudah dilihat dari jauh. Berdasarkan penelitian akan hasil-hasil benda kuno ada petunjuk bahwa Bangsa Mesir telah menggunakan bendera pada kapal-kapalnya, yaitu sebagai batas dari satu wilayah yang telah dikuasainya dan dicatat dalam daftar. Demikian juga Bangsa Cina di zaman kaisar Chou tahun 1122 sebelum masehi.
Bendera itu terikat pada tongkat dan bagian puncaknya terdapat ukiran atau totem, di bawah totem inilah diikatkan sepotong kain yang merupakan dekorasi. Bentuk semacam itu didapati pada kebudayaan kuno yang terdapat di sekitar Laut Tengah. Hal itu diperkuat juga dengan adanya istilah bendera yang terdapat dalam kitab Injil. Bendera bagi raja tampak sangat jelas, sebab pada puncak tiang terdapat sebuah symbol dari kekuasaan dan penguasaan suatu wilayah taklukannya. Ukiran totem yang terdapat pada puncak atau tiang mempunyai arti magis yang ada hubungnnya dengan dewa-dewa. Sifat pokok bendera terbawa hingga sekarang ini.
Pada abad XIX tentara napoleon I dan II juga menggunakan bendera dengan memakai lambang garuda di puncak tiang. Perlu diingat bahwa tidak semua bendera mempunyai arti dan ada hubungannya dengan religi. Bangsa Punisia dan Yunani menggunakan bendera sangat sederhana yaitu untuk kepentingan perang atau menunjukkan kehadiran raja atau opsir, dan juga pejabat tinggi negara. Bendera Yunani umumnya terdiri dari sebuah tiang dengan kayu salib atau lintang yang pada puncaknya terdapat bulatan. Dikenal juga perkataan vaxillum (kain segi empat yang pinggirnya berwarna ungu, merah, atau biru) digantung pada kayu silang di atas tombak atau lembing.
Ada lagi yang dinamakan labarum yang merupakan kain sutra bersulam benang emas dan biasanya khusus dipakai untuk Raja Bangsa Inggris menggunakan bendera sejak abad VIII. Sampai abad pertengahan terdapat bendera yang menarik perhatian yaitu bendera “gunfano” yang dipakai Bangsa Germania, terdiri dari kain bergambar lencana pada ujung tombak, dan dari sinilah lahir bendera Prancis yang bernama “fonfano”.
Bangsa Viking hampir sama dengan itu, tetapi bergambar naga atau burung, dikibarkan sebagai tanda menang atau kalah dalam suatu pertempuran yang sedang berlangsung. Mengenai lambang-lambang yang menyertai bendera banyak juga corak ragamnya, seperti Bangsa Rumania pernah memakai lambang burung dari logam, dan Jerman kemudian memakai lambang burung garuda, sementara Jerman memakai bendera yang bersulam gambar ular naga.

Tata cara pengibaran dan pemasangan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung, kibaran bendera putih sebagai tanda menyerah (dalam peperangan) dan sebagai tanda damai rupanya pada saat itu sudah dikenal dan etika ini sampai sekarang masih digunakan oleh beberapa Negara di dunia.

3. Pada abad VII di Nusantara ini terdapat beberapa kerajaan. Di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya yang pada hakikatnya baru merupakan kerajaan dengan kekuasaan terbatas, satu sama lainnya belum mempunyai kesatuan wilayah. Baru pada abad VIII terdapat kerajaan yang wilayahnya meliputi seluruh Jawa yaitu Kerajaan Mataram Kuno yang berlangsung sampai abad XII. Salah satu peninggalannya adalah Candi Borobudur , dibangun pada tahun 824 Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat “pataka” di atas lukisan dengan tiga orang pengawal membawa bendera merah putih sedang berkibar. Kata dwaja atau pataka sangat lazim digunakan dalam kitab jawa kuno atau kitab Ramayana. Gambar pataka yang terdapat pada Candi Borobudur, oleh seorang pelukis berkebangsaan Jerman dilukiskan dengan warna merah putih. Pada Candi Prambanan di Jawa Tengah juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya yang melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya. Hanoman = kera berbulu putih. Hal tersebut sebagai peninggalan sejarah di abad X yang telah mengenal warna merah dan putih.
Prabu Erlangga, digambarkan sedang mengendarai burung besar, yaitu Burung Garuda yang juga dikenal sebagau burung merah putih. Denikian juga pada tahun 898 sampai 910 Raja Balitung yang berkuasa untuk pertama kalinya menyebut dirinya sebagai gelar Garuda Muka, maka sejak masa itu warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat tempat di hati Rakyat Indonesia.
4. Kerajaan Singosari berdiri pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri, mengalami kemunduran. Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan pemberontakan melawan Kerajaan Singosari di bawah tampuk kekuasaan Raja Kertanegara sudah menggunakan bendera merah – putih , tepatnya sekitar tahun 1292. Pada saat itu tentara Singosari sedang dikirim ke Semenanjung Melayu atau Pamelayu. Jayakatwang mengatur siasat mengirimkan tentaranya dengan mengibarkan panji – panji berwarna merah putih dan gamelan kearah selatan Gunung Kawi. Pasukan inilah yang kemudian berhadapan dengan Pasukan Singosari, padahal pasukan Singosari yang terbaik dipusatkan untuk menghadang musuh di sekitar Gunung Penanggungan. Kejadian tersebut ditulis dalam suatu piagam yang lebih dikenal dengan nama Piagam Butak. Butak adalah nama gunung tempat ditemukannya piagam tersebut terletak di sebelah selatan Kota Mojokerto. Pasukan Singosari dipimpin oleh R. Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu Kertanegara). R. Wijaya memperoleh hadiah sebidang tanah di Desa Tarik, 12 km sebelah timur Mojokerto. Berkibarlah warna merah – putih sebagai bendera pada tahun 1292 dalam Piagam Butak yang kemudian dikenal dengan piagam merah – putih, namun masih terdapat salinannya. Pada buku Paraton ditulis tentang Runtuhnya Singosari serta mulai dibukanya Kerajaan Majapahit dan pada zaman itu pula terjadinya perpaduan antara Ciwaisme dengan Budhisme.
5. Demikian perkembangan selanjutnya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, menunjukkan bahwa putri Dara Jingga dan Dara Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu juga mangandung unsur warna merah dan putih (jingga=merah, dan perak=putih). Tempat raja Hayam Wuruk bersemayam, pada waktu itu keratonnya juga disebut sebagai keraton merah – putih, sebab tembok yang melingkari kerajaan itu terdiri dari batu bata merah dan lantainya diplester warna putih. Empu Prapanca pengarang buku Negarakertagama menceritakan tentang digunakannya warna merah – putih pada upacara kebesaran Raja Hayam Wuruk. Kereta pembesar – pembesar yang menghadiri pesta, banyak dihiasi merah – putih, seperti yang dikendarai oleh Putri raja Lasem. Kereta putri Daha digambari buah maja warna merah dengan dasar putih, maka dapat disimpulkan bahwa zaman Majapahit warna merah – putih sudah merupakan warna yang dianggap mulia dan diagungkan. Salah satu peninggalan Majapahit adalah cincin warna merah putih yang menurut ceritanya sabagai penghubung antara Majapahit dengan Mataram sebagai kelanjutan. Dalam Keraton Solo terdapat panji – panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji – panji tersebut berdasar kain putih dan bertuliskan arab jawa yang digaris atasnya warna merah. Hasil penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta berkesimpulan antara lain nama bendera itu adalah Gula Kelapa . dilihat dari warna merah dan putih. Gula warna merah artinya berani, dan kelapa warna putih artinya suci.
6. Di Sumatra Barat menurut sebuah tambo yang telah turun temurun hingga sekarang ini masih sering dikibarkan bendera dengan tiga warna, yaitu hitam mewakili golongan penghulu atau penjaga adat, kuning mewakili golongan alim ulama, sedangkan merah mewakili golongan hulu baling. Ketiga warna itu sebenarnya merupakan peninggalan Kerajaan Minang pada abad XIV yaitu Raja Adityawarman. Juga di Sulawesi di daerah Bone dan Sopeng dahulu dikenal Woromporang yang berwarna putih disertai dua umbul – umbul di kiri dan kanannya. Bendera tersebut tidak hanya berkibar di daratan, tetapi juga di samudera , di atas tiang armada Bugis yang terkenal. Bagi masyarakat Batak terdapat kebudayaan memakai ulos semacam kain yang khusus ditenun dengan motif tersendiri. Nenek moyang orang Batak menganggap ulos sebgai lambang yang akan mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta membawa arti khusus bagi yang menggunakannya. Dalam aliran animisme Batak dikenal dengan kepercayaan monotheisme yang bersifat primitive, bahwa kosmos merupakan kesatuan tritunggal, yaitu benua atas dilambangkan dengan warna merah dan benua bawah dilambangkan dengan warna hitam. Warna warna ketiga itu banyak kita jumpai pada barang-barang yang suci atau pada hiasan-hiasan rumah adat. Demikian pula pada ulos terdapat warna dasar yang tiga tadi yaitu hitam sebagai warna dasar sedangkan merah dan putihnya sebagai motif atau hiasannya. Di beberapa daerah di Nusantara ini terdapat kebiasaan yang hampir sama yaitu kebiasaan memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum wanita. Ada kalanya pemakaian selendang itu ditentukan pemakaiannya pada setiap ada upacara – upacara, dan sebagian besar dari moti-motifnya berwarna merah dan putih.
7. Ketika terjadi perang Diponegoro pada tahun 1825-1830 di tengah – tengah pasukan Diponegoro yang beribu – ribu juga terlihat kibaran bendera merah – putih, demikian juga di lereng – lereng gunung dan desa – desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak terlihat kibaran bendera merah – putih. Ibarat gelombang samudera yang tak kunjung reda perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra – putra Indonesia yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari, Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi putra Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, sekalipun pihak penjajah dan kekuatan asing lainnya berusaha menindasnya, namun semangat kebangsaan tidak terpadamkan.
Pada abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan menyadari akan adanya persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, kesadaran berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan timbulnya gerakan kebangsaan Budi Utomo pada 1908 sebagai salah satu tonggak sejarah.
Kemudian pada tahun 1922 di Yogyakarta berdiri sebuah perguruan nasional Taman Siswa dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Perguruan itu telah mengibarkan bendera merah putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum dalam salah satu lagu antara lain : Dari Barat Sampai ke Timur, Pulau-pulau Indonesia, Nama Kamu Sangatlah Mashur Dilingkungi Merah-putih. Itulah makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia yang berada di Negeri Belanda pada 1922 juga telah mengibarkan bendera merah – putih yang di tengahnya bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul Indonesia Merdeka. Buku ini membawa pengaruh bangkitnya semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia Merdeka.
Demikian seterusnya pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan Ir. Soekarno yang bertujuan mencapai kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Partai tersebut mengibarkan bendera merah putih yang di tengahnya bergambar banteng.
Kongres Pemuda pada tahun 1928 merupakan detik yang sangat bersejarah dengan lahirnya “Sumpah Pemuda”. Satu keputusan sejarah yang sangat berani dan tepat, karena kekuatan penjajah pada waktu itu selalu menindas segala kegiatan yang bersifat kebangsaan. Sumpah Pemuda tersebut adalah tidak lain merupakan tekad untuk bersatu, karena persatuan Indonesia merupakan pendorong ke arah tercapainya kemerdekaan. Semangat persatuan tergambar jelas dalam “Poetoesan Congres Pemoeda – Pemoeda Indonesia” yang berbunyi :
Pertama : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERTOEMPAH DARAH YANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERBANGSA YANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA
INDONESIA
Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah – putih tanpa gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk pertama kalinya pula diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Pada saat kongres pemuda berlangsung, suasana merah – putih telah berkibar di dada peserta, yang dibuktikan dengan panitia kongres mengenakan “kokarde” (semacam tanda panitia) dengan warna merah putih yang dipasang di dada kiri. Demikian juga pada anggota padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres menggunakan dasi berwarna merah – putih. Kegiatan pandu, suatu organisasi kepanduan yang bersifat nasional dan menunjukkan identitas kebangsaan dengan menggunakan dasi dan bendera merah – putih.
Perlu disadari bahwa Polisi Belanda (PID) termasuk Van der Plass tokohnya sangat ketat memperhatikan gerak – gerik peserta kongres, sehingga panitia sangat berhati-hati serta membatasi diri demi kelangsungan kongres. Suasana merah putih yang dibuat para pandu menyebabkan pemerintah penjajah melarang dilangsungkannya pawai pandu, khawatir pawai bisa berubah menjadi semacam penggalangan kekuatan massa.
Pengibaran Bendera Merah-putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang pada masa pendudukan Jepang, karena ia mengetahui pasti bahwa hal tersebut dapat membangkitkan semangat kebangsaan yang nantinya menuju pada kemerdekaan. Kemudian pada tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan Bendera Merah-putih diizinkan untuk berkibar lagi setelah kedudukan Jepang terdesak. Bahkan pada waktu itu pula dibentuk panitia yang bertugas menyelidiki lagu kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah-putih.
Detik-detik yang sangat bersejarah adalah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah pembacaan teks proklamasi, baru dikibarkan bendera merah-putih, yang kemudian disahkan pada 18 Agustus 1945. Bendera yang dikibarkan tersebut kemudian ditetapkan dengan nama Sang Saka Merah Putih.
Kemudian pada 29 September 1950 berkibarlah Sang Merah Putih di depan Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh badan dunia.
Bendera merah-putih mempunyai persamaan dengan bendera Kerajaan Monako, yaitu sebuah Negara kecil di bagian selatan Prancis, tapi masih ada perbedaannya. Bendera Kerajaan Monako di bagian tengah terdapat lambang kerajaan dan ukurannya dengan perbandingan 2,5 : 3, sedangkan bendera merah putih dengan perbandingan 2 : 3 (lebar 2 meter, panjang 3 meter) sesuai Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1958. Kerajaan Monako menggunakan bendera bukan sebagai lambang tertinggi karena merupakan sebuah kerajaan, sedangkan bagi Indonesia bendera merah putih merupakan lambang tertinggi.