Sabtu, 09 Oktober 2010

Kumpulan Puisi Untuk Guru Tercinta

                             Cinta Guru
Setiap masuk kelas Ia bawa hal baru
Hingga murid slalu menunggu-nunggu
Tak pernah datang terlambat
Aturan waktunya sungguh akurat
Pelajaranpun penuh dengan variasi
Dengan beragam macam aksi
Teriakan, tepuk tangan dan tawa
Yel-yel dan nyanyian bergema
Memberi semangat pada semua
Memberi dorongan untuk mencoba
Dengannya kelas jadi bernyawa
Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda



                 SEKUNTUM BUNGA UNTUK GURU-GURU TERCINTA Allah ciptakan matahari,
yang tak pernah bosan bersinar,
seperti halnya semangat dan kasih sayangmu dalam mendidik kami,
wahai guruku......

Allah ciptakan bulan untuk menerangi malam,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu membimbing dan menerangi kami dengan berbagai ilmu

Allah ciptakan bintang dimalam hari sebagai penghias,
seperti halnya engkau bu guru,
yang selalu menghiasi hari-hari kami dengan begitu indahnya.

Allah ciptakan bunga yang begitu harum,
seperti halnya engkau bu guru yang telah memberikan keharuman pada hari-hari kami,
selama kami bermain dan belajar disekolah.



                                           Indonesia Di ujung Belati

Ada berita di koran pagi
Kumpulan manusia berhati baja
Mengokang senjata,acungkan belati
Yang terjadi….
Darah basahi tanah gersang
Ketakutan menghujam ulu hati
Ada cerita di televisi
Orang - orang mencuri kedamaian
Melepas marah di jalanan
Yang tercipta…
Nyanyian huru - hara tak bernada
Rintihan jiwa - jiwa  kehilangan harapan
” KERANDA”
Seorang lelaki mati sia-sia
Dadanya basah memerah, ditikam belati
Di sisinya, wajah - wajah tak berupa
Dingin Menantang langit, mengajaknya berkelahi
Seorang lelaki kehilangan nyawa
Sebutir peluru,menghujam jantungnya yang beku
Di depannya jiwa - jiwa tak berakal
Membatu mengepal tangan
Sesaat.. mereka jemput lawannya dengan kematian
” SANG PENYAKSI”
Pagi bergegas menjemput hari
Disaksikan lelahnya mentari
Dia memaksa embun membasuh darah
Pada  jiwa - jiwa tak bernyawa
Pagi lelah menyambut siang
Dalam napas tersengal
Dia menatap orang - orang saling berkelahi
Lagi - lagi…… dia menyaksikan kematian sia - sia
Pagi berharap malam segera datang
Diundangnya gelap, tuk redakan amarah
Dalam do’anya, dia meminta
Keajaiban akan datang esok hari
” Indonesia Di Ujung Belati”
Inilah cerita tentang Indonesia
Dulu, atas nama harga diri
Mereka rela mati,berkalungkan do’a
Kini, atas nama angkara
Ada yang mati sia - sia
Inilah cerita tentang Indonesia
Dulu,senjata teramat  sederhana
Mampu mengusir para perebut negeri
Kini, senjata berbahaya
Dipakai melukai sesama
Indonesiaku dulu indah hingga ke mimpi
Indonesiaku kini, di ujung belati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar